Menu

Dark Mode
Titiek Soeharto Beri Nama Anak Harimau Sumatera di TMSBK Bukittinggi “Rizky” dan “Lestari” Komisi IV DPR RI Puji Progul Sawah Pokok Murah Bupati Agam: Contoh Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan dan Produktif Tenun Unggan Sijunjung: Inovasi, dan Pemberdayaan Perempuan Lahan Karet dan Jati Terbakar di Bukit Tandang, 2 Hektare Ludes Dilalap Api Kabar Duka, Jamaah Haji Asal Kabupaten Solok Meninggal Dunia di Masjidil Haram Dugaan Korupsi Dana Covid 19, Kantor BPBD Dharmasraya Digeledah Oleh Satreskrim Polres Dharmasraya

Headline

Komisi IV DPR RI Puji Progul Sawah Pokok Murah Bupati Agam: Contoh Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan dan Produktif

badge-check


					Komisi IV DPR RI Puji Progul Sawah Pokok Murah Bupati Agam:  Contoh Inovasi Pertanian Ramah Lingkungan dan Produktif Perbesar

SUMBARTERKINI, Agam – Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi atau yang akrab disapa Titiek Soeharto, memberikan apresiasi atas inovasi pertanian yang dilakukan para petani di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia menyebut sistem budidaya padi Sawah Pokok Murah (SPM) sebagai terobosan cerdas yang mencerminkan kreativitas petani dalam menghadapi tantangan sektor pertanian nasional.

Saat meninjau langsung lahan pertanian dengan metode SPM di Agam, Sabtu (21/6), Titiek menilai sistem ini mampu menekan biaya produksi, meminimalkan dampak lingkungan, serta meningkatkan hasil panen secara signifikan.

“Budidaya padi SPM ini tidak hanya hemat biaya, tapi juga meningkatkan produktivitas hingga 40 persen dibanding metode konvensional. Ini membuktikan bahwa petani Indonesia, khususnya di Agam, sangat inovatif,” ujar Titiek.

Menurutnya, keunggulan lain dari sistem SPM adalah efisiensi penggunaan pupuk dan air, yang selama ini menjadi kendala utama dalam kegiatan bertani. Dengan teknik ini, penggunaan pupuk anorganik bisa ditekan hingga 30 persen, serta lebih adaptif terhadap musim tanam saat kemarau.

“SPM juga terbukti ramah lingkungan, karena mampu mengendalikan hama secara alami dan mengurangi kebutuhan air. Ini sangat relevan dengan kondisi iklim yang kian tidak menentu,” tambahnya.

Lebih lanjut, Titiek menekankan bahwa budidaya SPM patut dijadikan model bagi daerah lain di Indonesia, terlebih mengingat luas kepemilikan lahan petani yang rata-rata terbatas. Di Agam sendiri, sebagian besar petani hanya memiliki lahan kurang dari 3.000 meter persegi, namun berhasil mencetak hasil panen yang melimpah berkat metode tersebut.

“Kalau daerah lain bisa meniru SPM, saya optimis swasembada pangan akan lebih cepat kita capai,” kata politisi Partai Golkar tersebut.

SPM sendiri mulai dikembangkan sejak 2021 dan kini telah menjadi populer di kalangan petani Agam. Metode ini mengandalkan penggunaan jerami sebagai mulsa, tanpa olah tanah, minim tenaga kerja, serta mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

Sebagai penutup, Titiek menyampaikan bahwa Komisi IV DPR RI berkomitmen mendukung inovasi pertanian berkelanjutan. Ia meyakini, sistem seperti SPM bisa mendorong kesejahteraan petani sekaligus menyukseskan program kemandirian pangan yang menjadi bagian dari visi pembangunan nasional.

“Jika pertanian kita kuat, petani sejahtera, dan pangan mandiri, maka negara pun akan kokoh,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Read More

Titiek Soeharto Beri Nama Anak Harimau Sumatera di TMSBK Bukittinggi “Rizky” dan “Lestari”

22 June 2025 - 20:55 WIB

Tenun Unggan Sijunjung: Inovasi, dan Pemberdayaan Perempuan

21 June 2025 - 13:18 WIB

Lahan Karet dan Jati Terbakar di Bukit Tandang, 2 Hektare Ludes Dilalap Api

19 June 2025 - 13:21 WIB

Kabar Duka, Jamaah Haji Asal Kabupaten Solok Meninggal Dunia di Masjidil Haram

18 June 2025 - 08:33 WIB

Dugaan Korupsi Dana Covid 19, Kantor BPBD Dharmasraya Digeledah Oleh Satreskrim Polres Dharmasraya

17 June 2025 - 04:35 WIB

Trending on News