Dharmasraya – Dalam upaya mempermudah secara sistematis laporan persediaan obat, UPTD. Instalasi Gudang Farmasi Kesehatan (IGFK) Kabupaten Dharmasraya telah menyeragamkan format dengan Inovasi MARATO PASANG ANTENA (MAnajamen pelapoRAn Terpadu Obat PuskesmAS dan jAriNGan melalui rangkaiAN microsofT Excel SederhaNA)
Inovasi ini dibuat oleh Posmawati Sinabang sebagai penanggung jawab gudang obat Puskesmas Sitiung I , inovasi ini telah diujicobakan pada tahun 2023 diterapkan pada laporan tahun 2024 pada semua puskesmas di Kabupaten Dharmasraya.

Latar belakang munculnya Inovasi MARATO PASANG ANTENA adalah karena format yang yang telah di seragamkan oleh UPTD Instalasi Gudang Farmasi Kesehatan (IGFK) Kabupaten Dharmasraya yaitu ES LIMPO-P (microsoft Excel Sederhana LPLPO terIntegrasi Mutasi dan Perencanaan Obat-Perpetual) untuk semua puskesmas se-Kabupaten Dharmasraya hanya menjangkau laporan mutasi hingga tingkat puskesmas saja, sementara setiap puskesmas masih mempunyai banyak unit-unit internal dan jaringan yang harus membuat laporan mutasi obat dan BMHP juga, sehingga masih terkendala ketika harus melakukan validasi persediaan di setiap unit internal dan jaringan di Puskesmas
Dari kendala ini kemudian inovator berupaya agar ES LIMPO-P dapat langsung dimanfaatkan dalam melakukan validasi persediaan unit internal dan jaringan sehingga jika terjadi kesalahan dapat lebih mudah dikoreksi. Hasilnya terbukti sangat membantu dan mempermudah dalam penyusunan laporan persediaan obat dan BMHP akhir tahun yang tervalidasi.
MARATO PASANG ANTENA juga mengandung makna tersirat sebagai keseragaman format untuk semua puskesmas melalui keinginan semua pengelola obat puskesmas se Dharmasraya agar lebih efektif dan efisien dalam menyusun laporan obat hingga ke unit dan jaringan.
MARATO PASANG ANTENA mempunyai beberapa keunggulan dalam memberikan kemudahan penyusunan laporan pengelolaan obat dan BMHP di puskesmas, antara lain: (1) Mutasi obat dan BMHP unit dan jaringan puskesmas sudah langsung terpadu dalam format laporan sehingga proses validasi persediaan terhadap unit dan jaringan dapat lebih mudah dilakukan. (2) Jika terjadi kesalahan dalam laporan unit dan jaringan dapat langsung terlihat sehingga mudah dikoreksi. (3)Menghemat waktu yang diperlukan dalam penyusunan laporan persediaan akhir tahun.
Evaluasi dari Inovasi ini sangat berarti bagi tenaga kesehatan yang melakukan pelaporan obat dan BMHP di puskesmas, jika ada perubahan atau kesalahan dalam laporan unit dan jaringan bisa langsung terdeteksi.
Inovasi ini diharapkan menjadi awal dan role model layanan kesehatan agar nantinya muncul inovasi lain yang dapat mempermudah dan menyempurnakan laporan dan data ketersediaan obat yang lebih efisien untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya area kabupaten dharmasraya.